Posts

Showing posts from February, 2015

Di Halte Bus

Image
Mungkin kita berdua adalah orang yang tidak sengaja bertemu di Halte Bus. Selepas bus jurusan masing-masing datang, kita berpisah. * Terkadang, di tengah ingar-bingar jalanan, aku selalu menyelipkan diriku pada kegaduhan lain. Mungkin dengan menyetel musik keras melalui kabel headset. Atau membuat suara-suara sendiri – tanpa ada yang tahu aku berbicara dengan siapa. Yang jelas, aku seringkali terjebak pada nuansa yang penuh dan gaduh. Namun, aku menikmatinya dengan menyimak kebisingan-kebisingan di halte bus. Suara klakson yang melengking, suara deru motor dan mobil yang knalpotnya bocor, ataupun suara kenek angkutan umum yang serak. Semua berbaur menjadi satu. Di sebuah halte bus, terkadang aku menunggu sendirian. Terkadang pula beberapa orang ikut duduk di sebelahku. Sebagian berdiri sembari mengotak-atik gawainya. Sesekali melihat jam tangan yang melingkat di pergelangan mereka – sembari mendesah berat, kemudian menatap jalan dengan harapan sekaligus kekhawati

[Review Fiksi] Cinta (Bukan) Sekadar Waktu Luang

Image
Judul                                            : Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Penulis                                         : Ihsan Abdul Quddus Penerjemah                                : Syahid Widi Nugroho Penerbit                                      : Alvabet, Jakarta Tahun Terbit                              : Cetakan I, 2012 Jumlah Halaman                        : 228 ISBN                                            : 978-602-9193-16-9 Cinta adalah waktu luang, begitu prinsip Suad tentang pernikahan. Baginya, cinta yang terdapat dalam sebuah pernikahan hanya dilakukan saat waktu luang – ketika ia dan suaminya berhenti dari rutinitas pekerjaan. Cinta hanya dilakukan di waktu senggang ketika urusan di luar rumah telah selesai. Namun, prinsip tersebut ternyata menghantarkannya pada kenyataan bahwa cinta bukan sekedar waktu luang. Cinta itu menyeluruh, setiap saat, dan bergulir setiap waktu. Sama sekali tidak berjeda dengan rutinitas pekerjaan, pertemuan kantor

Kelebihan dan Kekurangan Model-Model (Mekanisme) yang Menghubungkan Opini Publik dengan Pembuatan Kebijakan

1.       The Rational-Activist Model             Mekanisme model ini melalui voting terhadap alternatif kebijakan yang hendak diambil oleh pemerintah. Ini dikenal juga dengan isu voting dimana pemilih tidak memilih partai atau kandidat politik melainkan memilih satu pilihan kebijakan yang disetujuinya. Jadi masyarakat tidak memilih partai maupun kandidat politiknya tetapi langsung memilih kebijakan. Kelebihan,  Tidak adanya kampanye dari partai maupun kandidat yang memiliki unsur kepentingan. Biasanya partai maupun kandidat akan membuat alternatif kebijakan yang menguntungkan pihak mereka. Dalam hal ini, celah bagi partai dan kandidat politiknya untuk memanipulasi kebijakan menjadi kecil bahkan tertutup. Selain itu, model ini juga memberikan kenetralan bagi para pemilih. Pemilih cenderung melihat kebijakan alternatif dengan bijak tanpa melihat orang-orang di balik kebijakan tersebut. Kekurangan,  Model ini terlalu menyedot biaya. Padahal di satu sisi, model ini tidak memberika

Persiapan Indonesia dalam Menghadapi Tuntutan dan Persoalan Digitalisasi Penyiaran

Image
      Tuntutan perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat terhindarkan. Hampir semua aspek mengalami implikasi dari peradaban teknologi yang semakin canggih. Termasuk media penyiaran, teknologi yang berkembang  juga berimplikasi pada substansi dan instrumentasi media penyiaran.             Perkembangan teknologi dalam bidang media penyiaran yang saat ini santer dibicarakan adalah proses digitalisasi, yaitu pemindahan dari sistem analog ke sistem digital. Dalam hal ini, melihat efektivitas program digitalisasi, bukan hal yang tidak mungkin jika media penyiaran di Indonesia menerapkannya. Apalagi saat ini, berbagai negara di belahan dunia telah turut serta dalam digitalisasi penyiaran. Semenjak ditetapkannya batas akhir TV analog secara internasional pada tahun 2015 oleh International Telecommunicatin Union (ITU ), negara-negara global telah beralih pada digitalisasi penyiaran. Telah tercatat 85% wilayah dunia telah mengimplementasikan digitalisasi penyiar