Posts

Showing posts from August, 2015

Perjalanan dan Proses Menemukan "Tempat"

Image

Pelaku (Tidak) Selalu Laki-Laki

Beberapa waktu lalu, di sore hari, saya begitu beruntung karena mendapat teguran dari Allah dengan cara yang halus. Saat hendak belok kiri, dari arah belakang, sebuah motor ngebut dengan cepat. Dan... braak! Tertabraklah saya dan jatuh ke kiri dengan kedua lutut saya mencium aspal jalan. Beruntung saya langsung menggunakan kedua tangan saya untuk menahan beban tubuh. Motor ngebut itu tidak berhenti, tetap melaju dengan konstan tanpa menghiraukan orang yang ditabraknya sudah terjungkal. Sebut saja, ini adalah tabrak lari -- kalau mau dianggap berlebihan. Seketika saja orang-orang langsung berkerumun mendatangi saya dan membantu mengangkat motor dan menepikannya. Semua orang bertanya apakah saya “baik-baik saja” tetapi yang ada di pikiran saya adalah spion bengkok yang pasti tidak dapat saya perbaiki sendiri. Setelahnya, akhirnya saya cerita ke orang tua dan beberapa teman dekat saya. Saya bercerita bahwa saya adalah korban. Soalnya saya jelas sudah rating ke kiri, tetapi penge

Buku Baru

Image
via  http://img3.goodfon.su/original/5300x3524/b/78/vintage-vintazh-bloknot-ruchka.jpg Entah kerasukan setan apa, sore itu karena tidak ada gawean apapun di rumah selain tiduran, aku pergi ke salah satu toko buku di Magelang. Tidak seperti biasanya yang selalu membeli buku-buku bacaan, baik fiksi maupun non fiksi, aku membeli sebuah buku kosong. Buku batik duaratus lembar yang sederhana. Aku hanya membeli buku satu karena aku yakin akan cukup untuk satu semester bahkan satu tahun ke depan. Gara-gara membeli buku, mendadak aku jadi ingat sewaktu masih bersekolah (bukan berkuliah). Dulu setiap hampir masuk tahun ajaran baru, aku selalu senang jika harus membeli buku tulis buru. Aku akan menghitung berapa jumlah buku yang kubutuhkan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sehabis membelinya, aku akan dengan senang hati menyampulinya. Terkadang aku juga memeriksa tempat pensilku dan mengecek peralatan alat tulis seperti pensil, pulpen, stipo, penghapus dan lain-lain. Sem

Yang Bersemayang dalam Hening Malam

Image
via http://cdni.wired.co.uk/1920x1280/d_f/dream-memory.jpg Tik Tuk Tik Tuk Tik Tuk Kala waktu terus berdetak di malam hari, kulihat bayangmu menyelinap di setiap malam. Selalu, setiap harinya, wajahmu, lakumu, proyeksi tentang dirimu hadir di setiap malam. Bersemayam di setiap waktu luang. Entah keberapa kalinya, dalam setiap malam kamu selalu datang. Duduk diam di sebelahku atau berjalan di samping. Kita tidak pernah berbicara, laiknya kita di dunia nyata pula. Bahkan, di mimpi pun kamu tetap enggan menatap kedua bola mataku. Bahkan, di dalam selarik bunga tidur, kamu tetap pribadi yang lebih banyak diam dan membungkam setiap kata. Bahkan, di dalam mimpi pun, kita tak bertegur sapa, tidak ada dialektia. Kita adalah dua jiwa – ruh yang dipertemukan dalam dunia mimpi. Sementara raga kita mungkin sesekali pernah saling bertatap muka sepersekian detik di dunia nyata. Dalam dimensi yang tidak pernah dimengerti oleh siapapun itu, kita jadi lakon utama. Tetapi tidak pernah berma

Asas-Asas Hukum Dalam Konteks Media

Image
         via http://majalahtopikonline.com              Asas undang-undang tidak berlaku surut (non retroaktif) [1]                 Peraturan perundang-undangan tidak berlaku surut (non retroaktif) adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat hanya berlaku pada peristiwa-peristiwa hukum yang terjadi setelah peraturan perundang-undangan itu lahir. Artinya, tindakan keberlanjutan (proses) hukum, baik pidana maupun perdata hanya dijatuhkan pada pelaku yang melanggar hukum setelah undang-udang tersebut berlaku. Jika seseorang/sekelompok orang melanggar peraturan undang-undang tidak berlaku surut tapi sebelum undang-undang itu disahkan, ia tidak akan terkena proses hukum.  Namun demikian, mengabaikan asas ini dimungkinkan terjadi dalam rangka untuk memenuhi keadilan masyarakat pada tahap tertentu.                 Kita dapat melihat contoh konteks media dalam asas undang-undang ini pada pemberlakuan Undang Undang Informasi Teknologi Elektronik (UU ITE) tahun 2008. Seseo

Sistem Bayar Kuliah

Image
                 via http://4.bp.blogspot.com Beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol dengan kakak tingkat yang sudah lulus. Sebenarnya tidak ngobrol lama amat. Kami hanya membicarakan tentang SKS dan jumlah SKS yang diingini. Si Kakak Tingkat ini bilang kalau dia ambil SKS dengan jumlah yang cukup banyak. Kebetulan, beliau juga lulus dengan rentang waktu yang lebih lama dari yang telah ditetapkan sebagai waktu standar lulus. “Mending ambil banyak aja sekalian sks-nya. Daripada dikira nganggur. Aku kan lulus enggak tepat waktu,” ujarnya. Namun seolah-olah baru tersadar dari tidur. Kakak Tingkat itu langsung mengoreksi. “Eh, tapi kamu sistem bayarnya pakai UKT ding . Berarti harus lulus cepat. Kasihan orang tuamu kalau kamu lulusnya terlambat,”             Saya langsung diam. Terkesiap. Tidak tahu harus ngomong apa. Tapi si Kakak Tingkat ini memang benar. Saya juga berencana ingin lulus lebih cepat dari waktu standar lulus yang ditentukan. Alasannya sederhana. Sesederhana ke

[Resensi] Mencari Kebenaran melalui Perspektif Jurnalisme

Image
Judul Buku       : ‘Agama’ Saya adalah Jurnalisme Penulis         : Andreas Harsono Penerbit                 : Kanisius Cetakan                 : 5, 2014 Tebal               : 268 hlm ISBN               : 978-979-21-2699-0 Dokumentasi pribadi Kiranya tidak berlebihan jika saya menyebut bahwaj urnalisme adalah salah satu cara (dari sekian banyak cara) untuk menemukan (bukan menentukan) kebenaran. Jika kita mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam jurnalisme dengan benar dan sesuai, maka tak tidak berlebihan jika nilai-nilai kebenaran bisa didapatkan dari perspektif jurnalisme. Dalam hal ini, fungsi jurnalisme dengan agama menjadi sama – yaitu mencari (menentukan) kebenaran. Sang penulis, Bapak Andreas Harsono yang tersohor itu pun menasbihkan bahwa agamanya adalah jurnalisme. Mungkin, saking cintanya ia dengan perspektif jurnalisme. Buku ini sendiri bukanlah panduan untuk menjadikan jurnalisme sebagai agama dan menyejajarkan ia dengan agama-a

[Teori Komunikasi] Teori dalam Tradisi Sibernetika

1.       The Communicator -           Information-Integration Theory Adalah sebuah teori tentang pendekatan kepada komunikator tentang cara mengakumulasi dan mengorganisasi suatu informasi tentang seseorang, obyek, situasi, dan idea yang dibentuk melalui perilau. Perilaku tersebut adalah sebuah tindakan positif atau negatif yang dibentuk untuk mereflesikan suatu obyek. Suatu perilaku menentukan bagaimana akumulasi dari informasi tetang obyek, orang, situasi dan pengalaman berperan dalam proses komunikasi. Teori ini menawarkan sebuah pennjelasan bagaimana informasi membentuk dan mengubah perilaku.  Terdapat tiga teori teori turunan, yaitu: a.        The Original Formulation:   Pada teori ini pesan dan informasi yang kita percayai baik positif atau negatif akan memengaruhi perilaku kita. Apa yang kita percayai akan memberikan persepsi dan sugesti tertentu dalam berperilaku dan bertindak. b.       Expectancy-Value Theory :  Informasi yang kita dapatkan dapat membuat kita bertam