Duduk Bersisian

via http://www.tropical-tanning.com/

Kita duduk bersisian di bangku taman kota. Kamu duduk di sebelah kanan dan aku di sebelah kiri. Kita selalu berdebat soal posisi tempat duduk. Terutama jika duduk di bus-bus kota, aku selalu memilih duduk di dekat jendela dan kamu mesti mengalah. Akhir-akhir ini kita tidak banyak berbicara. Bahkan saat menaiki bus antarkota dua hari yang lalu. Kita tidak berdebat siapa yang layak mendapat kursi penumpang dekat jendela. Kamu, dengan begitu rendah hati, mempersilakan kursi penu
mpang dekat jendela itu untukku - - tanpa berdebat siapa yang harus duduk di sana. Kita bertemu tetapi hanya saling menikmati diam. Katamu, kita tak perlu bicara banyak-banyak. Tetapi, kadang, aku meyakini bahwa aku harus mendengar suaramu. Tetapi, rupanya, kamu lebih menikmati suasana senyap ini. Kamu tidak berbicara apapun padahal aku menunggu cerita-cerita yang kamu pungut di jalan sore tadi. Sekarang kita duduk di taman kota sembari menikmati senja dalan diam. Aku dan kamu duduk bersisian di bangku favorit kita, di bawah pohon randu yang bunganya berwarna kuning. Kamu duduk di sebelah kanan. Dan aku duduk di sebelah kiri. Jarak kita hanya terpisah satu hasta. Begitu dekat. Tetapi aku merasa rindu. Entah merindukan apa.

Comments

Popular posts from this blog

Kelebihan dan Kekurangan Model-Model (Mekanisme) yang Menghubungkan Opini Publik dengan Pembuatan Kebijakan

Kode Etik Profesi dalam Bidang Komunikasi

[Teori Komunikasi] Teori dalam Tradisi Sibernetika