Berkunjung ke Tempat Nenek

Selepas membaca judul, jangan langsung mengira kalau tulisan ini bercerita mengenai liburan saya di tempat Nenek. Sejujurnya, saya malah belum merasakan apa itu liburan seusai berjuang keras di medan perang semester lima ini. Selama liburan ini saya memang memilih untuk tetap di Jogja karena ada urusan pekerjaan dan berbagai hal lainnya. Lagipula, kalau di rumah juga tidak melakukan apapun.

Ada satu rutinitas menarik ketika saya berada di Yogyakarta, yaitu berkunjung ke tempat Nenek -- entah sepulang dari kerja atau di malam hari. Kegiatan kami hanya dua, makan dan curhat. Hehe. Ngomong-ngomong nenek saya yang ini bukan literally Simbah-Simbah. Dia adalah karib saya di kampus. Nama aslinya Amalia dan saya biasa memanggilnya Lia. Dan, teman-teman kampus lebih mengenalnya sebagai Nenek. Jangan tanya alasannya sama saya. Saya pun juga ndak tahu. Hehe. 

Ada banyak hal yang bisa saya ceritakan pada Nenek. Mulai dari hal-hal sepele sampai ke hal yang paling tabu sekalipun. Mulai dari pembicaraan masa depan hingga roman. Dan jujur saja, selama ini -- dibanding karib-karib saya yang lain -- Nenek menjadi tempat pertama yang tahu apa yang akan terjadi dengan saya. Tidak hanya pertama, bahkan utama. Sebab, saya tidak bercerita selain kepada Nenek (dan Tuhan tentu saja). Intinya kami bercerita banyak hal tanpa ada sekat yang begitu tebal. Selalu ada nasihat berkualitas yang keluar dari pikirannya. Dan ini membuat saya lega atas berbagai hal yang saya ceritakan kepadanya. 

Sayangnya, hari ini Nenek akan bertolak ke Jakarta dan dia baru kembali tanggal 14. Dan kini, saya mesti menikmati dua minggu terakhir di Jogja sendiri. 

Comments

Popular posts from this blog

Kelebihan dan Kekurangan Model-Model (Mekanisme) yang Menghubungkan Opini Publik dengan Pembuatan Kebijakan

[Teori Komunikasi] Teori dalam Tradisi Sibernetika

Kode Etik Profesi dalam Bidang Komunikasi