[Cerpen] Mata Ganda
Sudah lebih dari dua bulan ini aku dan dia menjadi bahan olok-olokan satu kelas, bahkan, hampir satu angkatan. Semua teman bilang kami cocok, dan mereka sering menjodoh-jodohkanku dengannya. Apapun peristiwa dan kondisi yang ada, teman-teman pasti akan mengait-ngaitkannya. Entah itu relevan atau tidak. Seperti saat ini, ketika aku dan dia secara tidak sengaja masuk ke dalam kelas secara bersamaan. Semua orang yang sedang sibuk menyalin peer langsung tergerak untuk melihat apa yang tengah terjadi. Semuanya bersorak, meneriakiku dan dia, serta bersiul-siul. Tidak laki-laki tidak juga perempuan. “Wah, wah, berangkat bareng nih? Pasti ada apa-apa, deh!” celetuk seseorang membuatku hanya tersenyum kecut. Sedangkan dia menunduk malu sambil membenarkan kacamatanya. “Udah jadian, ya? Wah, cie-cie, makan-makan, nih!” sambut yang lain, dan kemudian mereka semua berkotek tiada henti. Saling bersahut-sahutan membentuk harmoni bullying sejati. “Nggak ada tempat duduk yang kosong lagi ...