Posts

Showing posts from August, 2014

Selalu Random tentang Tujuan Hidup; Aku Mesti Bernapas!

Image
via http://www.kairosblog.com Berkat ‘mereka’ aku jadi bertambah semangat sekaligus cemburu. Ada perasaan iri ketika mereka mulai berani merangkak, bahkan berlari, menemunkan jalan setapak, dan menyusurinya dengan tanpa halangan. Berkat mereka, aku pun terus merenungi segalanya. Berkat mereka, rasa cemburuku terus dicambuk kuat, meninggalkan bekas-bekas merah. Seperti seorang masokis, aku menikmati rasa sakit atas kecemburuanku dan menagihnya dalam jumlah yang banyak. Oke, aku semakin melantur karena memakai perumpamaan, perandaian, analogi cabul, dan sesuatu hal yang awalnya melekat pada hal-hal berbau seksualitas. Aku sebenarnya hanya ingin menceritakan, menjelaskan, dan menunjukkan bahwa sekarang keyakinanku semakin bertambah. Aku Cuma pengin nulis kalau aku masih acak soal tujuan hidup, aku musti bernapas. Kalau tidak aku bisa mati. Persoalannya adalah, udara apa yang harus aku hirup untuk memenuhi rongga-rongga yang lapuk dan sering terkontaminasi asap rokok.

Obrolan Para Kaum

                Akibat secara asal menambah teman di facebook. Berandaku sekarang jadi lebih variatif. Bukan hanya menceritakan tentang kegalauan, kegundahan, kebahagiaan atau sekedar meng- update apa yang baru saja dirasakan. Secara asal aku menambah teman yang sebenarnya tidak aku kenal. Dia ada yang seorang penulis, ada yang seorang jurnalis, ada yang aktivis, ada yang musisi, ada yang editor, ada yang seorang sosiolog, ada yang seniman, ada segolongan manusia garis keras, ada juga waria, beberapa gay, lesbian, penjual buku-buku, golongan orang-orang kritis dan pendobrak, ah – ada banyak teman baru yang sesungguhnya tidak aku kenal yang sering bermunculan di beranda facebook.              Namun, aku kebanyakan menambah orang-orang yang suka menulis. Dengan asal, meng-add mereka yang seorang penulis. Dan ternyata para penulis-penulis yang aku add secara acak itu saling mengenal. Di beranda facebook – layaknya nongkrong di teras kafe, mereka ngobrol soal tulis menulis, buku mer

[Cerpen] Berlindung

Image
 Oleh Lamia Putri Damayanti Jarum-jarum Jingga mulai menggores kelam dengan banyak saksi bisu yang menganga. Berpasang-pasang mata tampak terpaku erat, terpancang pada asal goresan jingga yang men cua t . Goresan yang merebak itu berbeda dari goresan yang kemarin. Sekarang; t ampak megah. Sebuah kreasi alam yang bagi mereka hanya akan terjadi sekali seumur hidup dalam banyak masa kehidupan.             Sepanjang jalan perkotaan mulai ramai. Orang-orang langsung bergegas ke luar rumah dan membaur bersama yang lain. Subuh ini, terdengar lebih ramai dari biasanya. Orang-orang di kota tempat aku tinggal tak biasanya bangun sepagi ini. Namun, berkas-berkas cahaya yang menyulut itu membangunkan semua orang.             Aku melongok keluar, mengintip dari balik jendela. Memperhatikan warna jingga yang warnanya mulai tidak kemerah-merahan lagi. Semua orang di dalam rumah semakin berlarian keluar, ingin memperhatikan suasana itu dari dekat.             Aku masih di