Posts

Showing posts from March, 2015

Obituari-Obituari

Image
OBITUARI Selasa pagi, aku mendapatkan pesan dari salah seorang rekan organisasi jika ada acara penghormatan terakhir di Balairung untuk salah satu Dosen Kedokteran yang telah berpulang. Dia memintaku untuk meliputnya. Namun, sesampainya di sana, aku hanya mampu menganga. Aku tak kuasa bertanya kepada siapapun. Aku hanya mampu terpaku pada satu sudut – memandangi para pelayat dan membaca satu per satu karangan bunga yang besar-besar. Bukankah kematian tidak hanya menyisakan luka? Bukankah kematian tidak hanya tentang yang pergi dan hilang. Ia adalah tentang kenangan-kenangan yang menjebak pada duka – rindu-rindu yang tak kunjung bertemu. *** Pagi-pagi sekali Ibu menelepon – mengabarkan kabar duka tentang teman seprofesinya yang berpulang. “Kamu sudah tahu Nduk kalau Bu Irine meninggal?” “Sudah Bu, Aku baca di salah satu status facebook teman Ibu,” Hari itu – rasanya aku tidak percaya tentang kabar berpulangnya salah satu teman seprofesi ibu sekaligus guruku ketika SMP. Ra

Pelarian Ajo Kawir dan Mono Ompong

Image
Judul : Seperti Dendam, Rindu Harus Segera Dibayar Tuntas Penulis : Eka Kurniawan Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : Mei 2014 Tebal halaman : 243 halaman ISBN : 978-602-03-0393-2 Ini bukan sebuah resensi, apalagi review. Hanya saja, saya berandai-andai – jika dan hanya jika Eka Kurniawan menggunakan plot yang saya ingini. Sebuah plot paling ngawur yang saya damba-damba ketika membuka lembar demi lembar halaman kertas novel “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas”. Begitu pula dengan geliat saya menyampaikan opini ini, saya harus membayarnya dengan tuntas. Teruntuk Ajo Kawir dan Mono Ompong, Yang menjalani kehidupan bersama-sama – dari ruas jalan ke ruas yang lain. Kupikir kalian akan hidup bersama selamanya. Namun, ternyata tidak.  Kisah kalian hanya sebatas tentang sopir truk dan keneknya. Kalian berpisah di persimpangan jalan. Berpulang menuju tempat masing-masing. Berlabuh pada kewajaran. Kupikir Eka yang ‘melompat-lompat’ itu akan membawa ka

Perempuan (Tidak) Bersalah

Image
Hari ini Hari Perempuan Internasional ( Women’s International Day ), tapi saya mendapatkan sebentuk ‘pelecehan’ dari segerombolan pria siang tadi di kedai jus. Saya masih enggak mengerti sama jalan pikiran laki-laki yang suka sekali menggoda perempuan yang tengah duduk, berjalan, atau melakukan apapun. Sebenarnya, mengapa sih mereka melakukan hal-hal seperti itu. Apa mereka tidak tahu kalau perempuan (seperti saya) itu risih diperlakukan seperti itu? Ada yang bilang kalau godaan-godaan, siulan-siulan, serta kalimat-kalimat tak senonoh keluar dari mulut pria disebabkan oleh perempuan itu sendiri. Mungkin, perempuan itu memakai pakaian yang super mini sehingga sebagian permukaan kulitnya terlihat jelas. Mungkin, perempuan itu bermain mata dengan ‘nakal’ atau memang perempuan itu yang ‘mengundan’ para pria itu untuk menggoda. Saya kepengin bilang kalau semua ‘kemungkinan-kemungkinan’ itu semu, mitos semata – mereka semua salah. SALAH BESAR. Mitos yang diciptakan untuk melestari

Membaca Laju Pertumbuhan Hotel di Yogyakarta

Image
                      Disebut-sebut sebagai salah satu kota pariwisata favorit wisatawan, baik dari turis lokal maupun asing, menjadi faktor utama laju pertumbuhan hotel yang semakin pesat. Tentunya, Yogyakarta mesti siap sedia untuk menampung turis-turis yang membludak setiap tahunnya. Selain itu, Yogyakarta juga sering menjadi tempat konferensi pertemuan-pertemuan penting. Hotel menjadi salah satu tujuan utama untuk mengakomodasi pertemuan penting tersebut. Hal ini tentunya membuat banyak pengusaha melihat peluang yang besar dalam bisnis hotel.             Pertumbuhan laju hotel, baik di Yogykarta maupun Sleman memang tidak dapat terelakkan. Hal tersebut disebabkan oleh pertambahan jumlah kamar yang signifikan pada tahun 2014-2015 akibat banyaknya wisatawan berkunjung ke Yogyakarta. Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebutkan ada 1.160 hotel di Jogja hingga tahun 2013. Hotel bintang sebanyak 60 dengan lebih dari 6.000 kamar sedang 1.100 hotel lainny

[Puisi Gurindam] Ratap silam

Image
Menyeka pelupuk yang berlinang Meratapi badan yang tersayang Meretas kidung akibat silam Sebab perilaku siang dan malam Gradasi masa jadi saksi Bagaimana badan ini berkaki Raga gemar saling sengketa Kelak jiwa berduka-cita Bibir bergerak mencibir amarah datang semilir Kini ruh telah melayang Sesal sejagad jadi menggenang Raga terdampar dalam tanah Jiwa tlah terluka bernanah Akibat lalai patuh perintah Hidup mati tak berwajah *** Telah tercipta di awal 2013. Gurindam adalah puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan irama yang sama dan merupakan kesatuan yang utuh. Arti kata Gurindam sendiri berasal dari India, yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal atau perumpamaan. Saya mempelajari puisi jenis gurindam saat kelas tiga SMA dan mencoba membuat puisi tersebut sebagai tugas bahasa Indonesia. Puini saya buat di awal semester dua kelas tiga SMA. Saat itu, saya iseng membuka lembaran-lembaran catatan lama d