Posts

Showing posts from January, 2014

[Puisi] Ruangan di Sudut Lantai Dua

Jam berdetak seperti biasanya Tapi, ada yang berbeda Ketika aku menilik ruangan itu Tidak ada satu pun di sana Hanya bayang-bayang memori Yang tengah mengisahkan sebuah perjalanan Berputar-putar membentuk dimensi Seakan ruangan itu penuh – termasuk aku Dengan tigapuluh dua siswa Tawa dan canda rasanya penuh di ruangan itu Membuat hati bergumam girang Potongan memori itu kian terkuak Ketika aku masuk ke dalam ruangan itu Aku ingat bangku ini Aku ingat meja itu Aku ingat semuanya Seakan semua kembali seperti semua Lengkap tigapuluh dua – termasuk aku Salah satu memberi sapa Aku tersenyum Seakan kilas balik Kita, memutar kisah lama Semua tawa dan canda membahana Dan rasanya begitu cepat Seakan setahun berjalan semenit Seakan baru kemarin aku menjejakkan kakiku Terlalu cepat Dan tiba-tiba semua buyar Hanya terdengar detakan jarum jam Kosong – hanya ada aku seorang Dan tidak lengkap tigapuluh dua

[Narasi] Sekali Lagi

Terinspirasi dari lagu yang dipopulerkan oleh Ipang, Sekali Lagi Aku melirik sekilas ketika mereka – berdua, berjalan beriringan. Tiap langkah dan tawa mereka sukses menghancurkan mimpi-mimpiku. Utopiaku lebur bersama waktu. Tak ada kata mengulangi masa lalu, kecuali menahan sedu. Aku hanya bisa diam. Coba aku bisa lebih berani kala itu. Coba aku bukan seorang pengecut. Coba aku bisa lebih berani dari orang yang saat ini mendampinginya. Coba aku bisa mengulangi dimensi waktu. Coba aku bisa meniti masa lalu. Kalau saja, aku bisa menikmati kesempatan-kesempatan yang dulu pernah singgah. Kalau saja aku bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Kalau saja, saat ini – ada kesempatan kedua. Andaikan ada kata satu kali lagi. Sekali lagi. Namun semuanya telah terpecah belah. Tiada kata sekali lagi. Dia sudah bersamanya. Bersama dalam tawa.   Bersama dalam harmonisasi kehidupan yang laras. Ah – mengapa bukan aku saja? Mengapa harus aku yang terus terdiam dalam ruang semu. H

Pergulatan Eksistensi Kelokalan dan Modernisasi Komik Indonesia

Image
https://bungbowie.files.wordpress.com Di era modern saat ini, perkembangan komik Indonesia mulai menunjukkan eksistensinya kembali setelah belasan bahkan puluhan tahun tenggelam dalam arus invasi komik luar. Di toko-toko buku mulai bermunculan komik-komik karya komikus muda dengan terobosan baru serta cerita yang lebih menarik. Teknik menggambar para komikus muda pun sudah berbeda dengan visualisasi gambar komikus-komikus senior. Contoh komik Indonesia yang paling digemari dan berhasil tembus pasaran dengan sukses adalah “Si Juki” karya Faza Meonk. Komik ini berhasil merebut hati masyarakat karena ceritanya yang sederhana, kocak, dan penuh humor serta erat dengan kehidupan sehari-hari, terlebih kepada mahasiswa. Pernah Berjaya Sebelumnya, komik Indonesia pernah mengalami kejayaan emas pada tahun 1953 dengan komik berjudul “Sri Asih” karya R.A Kosasih dan “Nina Putri Rimba” karya Johnlo. (komikindonesia.com – 19 Juli 2007). Memasuki tahun 1963-1965, perkembangan komik d