Mountain Pirates

Secangkir kopi akan membawamu pada dua hal, pahit dan manis. Terkadang, kamu akan lebih merasakan pahitnya ketimbang manisnya. Seperti yang pernah kualami. Tentang pahit yang menjadi dominan. *** Sebenernya gue mau cerita apaan sih? Sok banget bawa-bawa quotes? Sok-sok banget berfilsafat, mikirin berapa harga sabun tempo hari aja sampe guling-guling di pasar (kenapa harus sabun?). Sekarang sok-sok bikin analogi kaya mau cerita hal yang wow dan penting, gitu? Padahal kenyatannya cerita yang bakal gue sebarin kali ini sama sekali nggak relevan sama kalimat-kalimat di atas. Dan jangan kaget, tentang apa yang bakal gue certain ke kamu semua. Sebagai peringatan awal, ini cerita nyata, bukan fiktif yang dialami sendiri oleh penulis blog. Sedikit …. Tahu sendirilah dari postingan kemarin-kemarin. Jangan harap ini soal yang serius banget. Dan jangan kaget baca kelanjutan dan kelanjutannya. Alah! Lagi-lagi sok banget! Ngapain sih harus adu kesongongan segala. Bikin rumpii… -.-...

Helo, everybody.. . sekarang saya datang di malam minggu yang selalu begitu-begitu -,-. Hari ini saya datang dengan suasana yang berbeda. Yang biasanya abstrak, kini sedikit konkret sedikitlah.  Dan, saya datang membawa cerpen...! cerpen, men! Gila nggak sih? Gue yang begini-ini? hahaha. Di jaman seperti ini, emang cerpen punya tingkatan yang lebih ketimbang hikayat. Tapi, gimana ya.... tetep cinta sama hikayat... hahaha XD Ah, udahlah jangan kebanyakan ngetik melulu. So let's check this out :D Poker Face oleh : Lamia (Melodi) Putri Damayanti, @LamiaPutriD “Putus?” dahinya berkerut heran. Ia bertanya-tanya, kenapa gadis yang hampir empat bulan menjadi pacarnya tiba-tiba mendeklarasikan sebuah kata yang menyimbolkan perpisahan.             Aku terdiam, kemudian mengangguk malas. Benar. Gadis yang menjadi pacarnya memang aku. Aryani. Seorang gadis berpenampilan biasa saja, tidak terlalu good lookin...