Posts

Showing posts from November, 2016

Perempuan-Perempuan tanpa Cincin di Jari Manis

Aku memilih duduk di bagian agak pojok ruangan dan menyandar ke dinding. Selain menyandar ke dinding adalah sebuah kebiasaan dudukku yang aneh sekaligus pemalas, berjalan mengitari festival selama berjam-jam ternyata cukup melelahkan dan memaksaku untuk menyandarkan punggung di suatu tempat. Dan aku memilih tembok dingin ini – menjauh dari kerumunan orang dan suara-suara yang berisik. Aku berusaha memejamkan mata di tengah gemerasak orang-orang berbicara. Rasa-rasanya, aku ingin di sini saja sampai festival selesai. Sesaat kemudian kesunyianku buyar. Aku mendengar seseorang mendekat. Karpet di sebelahku mulai berderak-derak. Aku pun membuka mata dan melihat seorang perempuan mendekatiku. Ia tersenyum kea rahku dengan begitu hangatnya dan kemudian berkata bahwa ia ingin bergabung. Aku hanya tersenyum kecil dan mempersilakannya. Rambut perempuan itu pendek seperti lelaki tetapi senyumnya sangat manis. Ia membawa sekotak makanan yang ia dapat gratis di depan meja staff relawan. “S...