[Narasi] Sekali Lagi
Terinspirasi dari lagu yang dipopulerkan oleh Ipang, Sekali Lagi
Aku melirik sekilas ketika mereka – berdua, berjalan
beriringan. Tiap langkah dan tawa mereka sukses menghancurkan mimpi-mimpiku.
Utopiaku lebur bersama waktu. Tak ada kata mengulangi masa lalu, kecuali menahan
sedu.
Aku hanya bisa diam. Coba aku bisa lebih berani kala
itu. Coba aku bukan seorang pengecut. Coba aku bisa lebih berani dari orang
yang saat ini mendampinginya. Coba aku bisa mengulangi dimensi waktu. Coba aku
bisa meniti masa lalu.
Kalau saja, aku bisa menikmati kesempatan-kesempatan
yang dulu pernah singgah. Kalau saja aku bisa memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya.
Kalau saja, saat ini – ada kesempatan kedua.
Andaikan ada kata satu kali lagi. Sekali lagi.
Namun semuanya telah terpecah belah. Tiada kata
sekali lagi. Dia sudah bersamanya. Bersama dalam tawa. Bersama dalam harmonisasi kehidupan yang
laras.
Ah – mengapa bukan aku saja? Mengapa harus aku yang
terus terdiam dalam ruang semu. Hanya bisa melihat dari kejauhan. Hanya bisa
menikmati keindahanmu dari sisi gelapku. Tiada lagi ekspektasi yang menembus
waktu. Semuanya luluh lantak bagaikan debu.
Dan sekarang, benakku telah terhantui
andaikata-andaikata lainnya – yang tak akan mengubah apapun.
Mengapa aku begitu penakut untuk menyampaikan rangkaian
kata itu? Mengapa aku selalu kesulitan untuk melontarkannya. Semuanya tertunda,
tertelan oleh waktu.
Sekarang, aku hanya bisa diam. Menatapimu dengannya.
Meratapi jejak-jejakmu dengannya. Mengapa dengannya bukan denganku?
Ah, sekali lagi. Mana satu kali lagi. Mana
kesempatan itu lagi. Aku berharap ada satu kali lagi. Benar-benar ada satu kali
lagi. Biar yang dulu tertunda bisa kusampaikan. Biar yang dulu terpendam bisa
tersampaikan.
Aku akan menunggu, sampai kau lepas darinya saat itu
tiba. Dan saat kau lepas, aku akan datang membawa sayap baru. Dan semuanya
harus kau dengar, harus kau dengar semua lagu-laguku tentangmu dari awal hingga
akhir. Jangan kau luputkan, sedikit pun.
Comments
Post a Comment