[Cerpen] Kafir!
Oleh Lamia Putri Damayanti “Kafir!” teriak pria berbaju serba putih itu kepadaku. Jarinya yang telah keriput dituding-tudingkan ke arahku. Matanya tampak menyala sekaligus menyalak. Meneriakiku untuk enyah dari muka bumi. Sedang aku sendiri tetap terpaku menatapnya. Aku hanya ingin tahu. Mengapa dia sampai memanggilku kafir. “Dasar orang kafir!” teriaknya lagi padaku. Para penduduk desa berusaha menyeret pria tua itu untuk tenang. Sedang beberapa lagi memberikan isyarat kepadaku untuk segera pergi dengan tatapan mata yang sama – sama-sama menyala dan menyalak. Mengapa aku diperlakukan begini. Aku hanya ingin tahu. Rasa cintakulah yang membuatku ingin tahu. Rasa cintakulah yang membuat aku terlalu haus untuk tahu. Aku lapar tentang semua pengetahuan itu. Mengapa aku sampai disebut kafir? *** Berlalu lalang orang-orang yang tengah sibuk mencari karunia. Beberapa bahkan mengaibaikan mesin bergandeng yang sangat panjang. Mesin itu selalu melintas di atas rel s...