TRUE FRIEND
You’re the best true friend.
“Teman adalah kekuatan,”
Mereka adalah
kekuatan kedua, setelah keluarga. Orang asing yang bisa memahami kita selain
keluarga. Seseorang yang tak akan bisa dibeli, oleh apa pun, sahabat. Sesuatu
yang tak bisa diperjualbelikan, persahabatan.
(Lamia Putri D.)
Sore ini, saya lagi galau
setengah hari (?). Nggak tau kenapa ketakutan itu semakin menjadi-jadi. Nggak
tau musti cerita ke mana, ngomong ke siapa. Harusnya liburan jadi fase-fase
indah kan ya? Tapi dari kemarin cuma diliputi rasa galau. Tiap mulai belajar, flashback sedikit, mikir. Mikirnya
kelamaan, lama-lama saya tambah jadi mikir. Ini saya ambil salah jalan lagi
nggak ya.
Tadi sempet cerita ke Mom sama
Lil’Sis *ih, apaan sih ini, anak gunung aja berlagak.
Tapi masih bingung.
Dan akhirnya, sebagai remaja tua
yang masih labil, pelariannya ya ke jejaring sosial. Ngintipin chattingan dan
nemu sebuah nama yang kayaknya bisa dijadikan wadah menggalau. Mata langsung
berbinar-binar. Tanpa basa-basi langsung pencet. Ngetik sedikit, dan berharap
dapat balesan.
Well, masuk ke inti nih. Nama
ajaib dengan orang yang jauh lebih ajaib itu adalah Nidaul Khusna. Biasa
dipanggil Zahira. Weh? Kok bisa? Itu dia, namanya banyak yang nyamain sih. Dan
waktu itu lagi nge-hitz Putri yang tertukar. Itu lho Amira dan Zahira. Nah, dia
kebagian Zahira.
Lama-kelamaan nama Nidaul Khusna
tenggelam di antara ratusan murid seangkatan. Nggak ada yang tahu siapa itu
Nidaul Khusna. Nobody Knows. And who
knows? And Imust be care for this? Muehehehe. Jahat amat sih, padahal ini
postingan kan khusus buat ngegombalin dia yang mau ulangtahun ke duapuluh lima
:P
Tapi beneran lho. Setiap kali
saya bilang, “Eh, aku mau pergi sama Nida,”
“Nida? Nida siapa?”
“Nidaul Khusna…”
“Hah? Emang ada anak angkatan
kita yang namanya kaya gitu?” atau mungkin. “Hah siapa sih?” atau yang lain
lagi. “Bentar-bentar, kayaknya aku pernah denger deh, emang siapa sih?” atau
yang lebih lain lagi, “Siapa tuh? Ada ya?”
(Ini kok kejam banget)
Terus aku bilang, “Zahira, itu
lho anak IPA satu…”
Terus anak-anak yang tadi
bertnaya-tnaya baik dengan gaya sopan atau pun enggak, langsung ber-ooooo riaa…
Tapi, kalau aku pribadi sih,
lebih suka manggil dia ‘Nda, Nida, Nidaul, Ndaul, Muzahir,” yang terakhir
ambigu baaangeeeeet… :P. Oh, ya aku sempet nyerang balik dia, dengan manggil
dia Yakuza. Yakuza berumbai-rumbai. Dulu dialah pengaggas yang manggil aku
yankee. Yankee itu artinya preman. Dan yakuza artinya mafia.
Nah, tapi di sini aku nggak mau
bertele-tele soal siapa nama panggilannya atau apa pun itu. Aku mau cerita
kalau arti namanya à
seruan yang baik itu emang terjadi di sore tadi. Sore tadi, nggak tau
kemaren-kemaren. Nggak tau juga besok-besok hehehe.
Jangan kandas hati ya nda, waktu
baca…
Yang jelas, omongan dia bikin
hatiku lega sekaligus terhibur. Nggak tau kenapa. Padahal, kayaknya itu Cuma kalimat
sederhana. Tapi maknanya… :3
Nah, kita temenan belum lama sih,
seumur batita. Bawah tiga tahun. Tapi enggak tau kenapa, walaupun kita Cuma sekelas
sekali, walaupun bertatap muka jarang,tapi kalau ketemu pasti heboh sendiri.
Dulu, waktu kita masih kelas satu, kita dijuluki duo yang suka bertikai.
Bertengkar melulu… padahal itu Cuma pura-pura nggak asli. Tapi nggak tau gimana
pendapat sang Zahira..
Dan kalau boleh jujur, dia itu
salah satu di antara sekian teman yang mungkin bakal aku inget sampai tua. Kita
sering banget curhat. Cuma ada empat orang yang biasa aku curhatin sampai
dalaaaaaam banget, dan dia termasuk ke dalam empat orang itu. Selamat, ya, Nda!
Kamu jadi kepercayaan orang lain. Jaga itu amanah.
Aku sempet baca sebuah novel,
tentang persahabatan yang kereeeeen banget. Di situ ada pernyataan, “Kalau
mendapat rahasia dari teman itu berarti amanah, harus dijaga sebaik-baiknya,
karena kita tidak pernah tahu senjata apa yang didalamnya,” à ini sedikit aku
lebih-lebihkan. Malas buka lagi, tebel sih.
Mungkin di postingan kemaren, aku
agak galau. Soalnya itu cerita yang lain. Ini kan yang true, muehehehe. Nah, si Nida ini sering kasih dukungan, semangat.
Dan emang bener kata orang, kalau ada tiga kekuatan, tiga elemen (avatar kali)
mendasar yang bikin hidup tambah semangat, motivasti (keluarga)orangtua, guru,
dan teman. Dan ketiga elemen itu semuanya bisa jadi temen.
Dan di SMA ini, masa-masa
sulit-sulit gampang, aku sering banget curhat sama Nida. Dari yang sepele
sampai yang gede. Nggak tau juga, kenapa gue milih mbak Garfield itu. But, that was not my choose, actually.
Tapi itu hadiah dari Allah. Makasih ya Allah, udah kasih aku temen kaya Nida
:3.
Inget nggak di postingan Kanca (Teman)
aku nulis, “Teman adalah kekuatan,”
That was TRUE!!!
Kadang kita emang nggak sejalan,
dulu sempet marahan nggak jelas, sepeleee… banget. Biasa ‘kita’ kan remaja tua
yang agak labil. Hehehehe. Eh, bentar? Kita? Nida ajaaa kaliii….
Kita sering beradu argumen, dan
sering juga beda oposisi dan pendapat. Tapi kita berdua masih getol, tuh.
Hehehe.
Dulu, pas awal MOS dia pernah
agak jutek gimana, karena saya takut (?) akhirnya menghindar sedikit. Tapi
karena salah satu ekskul keren di sekolah yang namanya SIBEMA kita jadi deket
gimana gituuu… Dan mulai detik itu, dia manggil aku Yankee…
Yah, banyaaak banget yang pengen
aku ceritain tentang dia. Tentang kekonyolan kita berdua, tentang pertengkaran
labil kita waktu kelas satu. Pas aku sama dia galau. Pas kami ngomongin ini
itu. Pas kami nggak sengaja ketemu di salah satu mall ‘gedhe’ di Indonesia dan
melanglang buana nggak tentu arah.
Aku sempet ‘ingkar’ janji sama
dia. Gara-gara ketiduran. Kita janjian beli flatshoes, tapi akunya malah
ketiduran. Sedih dan merasa bersalah banget. Kenapa gue bisa-bisanya melakukan
hal sekeji itu pada orang seperti dia?
Dia salah satu temen yang punya
tipe “never leave her friends”
Pokoknya kita punya banyak
cerita. Kita juga pernah maen berdua, sok elite ke salah satu foodcourt dan dia
kena tipu dengan membeli susu coklat seharga delapan ribu, padahal di kantin
satu harganya Cuma seribulimatatus. Kita juga dulu pernah ke toko buku. Pengen
beli majalah.
Oh, ya… di antara sekian teman,
ada lima orang yang mendukung aku terus menulis. Dan salah satunya adalah dia
:3. Dia yang pertama ngusulin agar saya ngirim cerpen ke majalah kawanku. Dia
yang pertama kali tau kalau cerpen saya dimuat. Dia yang pertama kali menemani
saya beli buku. She’s the first *eh,eh,eh, ini kok ambigu sih…
Tapi, sayangnya, gue belum bisa
balas jasanya nih…
Nah, aku mau cerita sedikit pas
nemu cerpen itu. Jadi, dulu, fotonya dia dimuat, dan gambarku juga dimuat.
Hasil karya kita sama-sama dimuat di majalah yang sama dan edisi yang sama.
Nah, getol kan kita berdua pengen liat. Tapi sayang, ternyata majalahnya udah
ganti edisi baru. Nah, sebenernya aku nggak niat buka-buka majalah. Tapi iseng
ambil satu, buka-buka, dan sampai halam seratus sekian langsung melongo tanpa
sebab.
Dan terus teriak-teriak, hebring,
heboh, dan nggilani banget.
Bisa disimpulkan, gara-gara Nida
juga aku tahu kalau cerpenku dimua di majalah. And one more, dia menjadi salah
satu teman yang berarti di hidupku. Wejiaaaannnn… jangan senyum-senyum nggak
jelas lho, kalau baca. Jangan nangis! Jangan terharu!
Oh,ya. Dia pinter ngedit! Nggak
bohong. Editannya bagus! :3. Sempet ngiri, karena ini jari Cuma getol di MS
Word, dan dia bisa melanglang buana ke photoshop. Dia jago biologi, pengen jadi
Dokter. Dan semoga keinginan di tercapai. Dia pernah nulis tentang saya di
blognya… :3
Saya pernah kena marah sekaligus
kedapetan spidol terbang (karena) barengan dia. Jujur, sampai sekarang inget
jelas detik-detik peristiwa itu. Kita sering banget kerjadi di seksi yang sama
pas di sibema. Yang pertama kita jadi sie acara. Dan yang kedua, kita jadi
bendahara. Kita kompak, lho! (Ini beneran nggak, ya?) Dia temen yang asik buat
apa aja (ini ambigu lagi). She’s true
friend. Precious friend that must be
keeping in my deep hurt…
Dan, saya bisa gamblang gini
ngegombalin diaaa…
Tapi, jalan kita berbeda. Dia pengen
ambil kedokteran. Dan aku enggak. Dia
pengen ke Semarang, dan aku enggak. Sedih juga pisah sama dia . (bukannya lebih
cepat lebih baik? :P)
Kami berdua janjian, kalau besok
udah kuliah di kota tujuan masing-masing, kami sepakat harus jadi tourguide.
Kalau aku Semarang, dia harus jadi tourguideku. Kalau dia ke Jogja, aku yang
jadi tourguidenya…
Semoga kejadiaan yaa. Semoga
impian kita berdua tercapai. Besok kalau kita ketemua lagi, kita ulang
masa-masa pas kita galau, curhat nggak menentu soal tujuan. Inget kan Nda,
waktu kamu disuruh masuk IPDN? Hehehe. Semoga kita bertemu lagi dengan membawa
jati diri kita yang dulu kita galauin bareng-bareng.
Allah pasti membaca ini, bahkan
dan pasti Allah jauh lebih tahu apa isi hati kita. Jauh lebih tahu tentang
keinginan kita. Jauh lebih tentang kita. Dan pasti jauh lebih tahu yang terbaik
buat kita. Seperti yang kamu bilang, Nda. Optimis dan berserah diri sama Allah.
Terakhir nih, yaa… setelah
berteman hampir tiga tahun, kenal tiga tahun, saling memahami tiga tahun. I khow that you are my true friend, not
only best, not only good. But true, actually. And I know we must keep moving
together to reache our each goal.
Thankyou :3
From my deepest heart, for our serenity friendship.
Nb : jangan nangis ya Nidaul
Khusna. Jangan terlalu terharu :D
“Kayaknya energimu lebih baik
digunakan untuk beroptimis dan berusaha yang terbaik,” (Nidaul Khusna)
wkwkwk makasiiih lamimbreet! kamu partner absurd paling oke
ReplyDeletebtw yang bagian ini typo apa beneran ya? "She’s true friend. Precious friend that must be keeping in my deep hurt…" ._.
eh tapi ono sik kurang, ndi fotoku kok raono?wkwk
xoxo ({ })
pengen tak kei foto kita berdua, tapi aku durung nganggo hijab u.u
ReplyDeletenjuk rasido XD
Typo, ndaa... mbuh sek nulis sopo.... hiiii