Kesepakatan dan Kepastian
Aku tidak yakin kalau satu ditambah satu benar adanya akan
menjadi dua. Aku tidak yakin ketika sebuah tempat untuk duduk disebut kursi
karena dia memang kursi. Aku tidak yakin ketika mereka bilang langit itu memang
biru.
Semuanya bukan soal kepastian, tapi kesepakatan. Jika warna
langit disepakati disebut dengan warna merah, maka merahlah aku menyebutnya. Jika
tempat duduk disepakati disebut meja, maka kursilah aku menyebutnya. Jika satu
ditambah satu disepakati tiga, maka tigalah aku menghitungnya.
Kemudian, apakah sekarang kamu benar-benar yakin di dunia
ada hal yang pasti. Semuanya persoalan kesepakatan yang lahir dari
budaya-budaya manusia. Tercipta ketika mereka mengenal bahasa dan ingin
mempermudah komunikasi.
Mungkin, bisa jadi, apa yang kamu pikir akan pasti terjadi
adalah sebuah kesepakatan.
Begitu pula tentang perasaan. Tidak ada yang pasti. Mungkin,
bisa jadi, kamu, atau bahkan kita semua berdialog dalam perdebatan panjang dan
akhirnya menyimpulkan satu hal. Itu kesepakatan.
Sebuah kesepakatan.
Comments
Post a Comment