Obituari-Obituari
OBITUARI Selasa pagi, aku mendapatkan pesan dari salah seorang rekan organisasi jika ada acara penghormatan terakhir di Balairung untuk salah satu Dosen Kedokteran yang telah berpulang. Dia memintaku untuk meliputnya. Namun, sesampainya di sana, aku hanya mampu menganga. Aku tak kuasa bertanya kepada siapapun. Aku hanya mampu terpaku pada satu sudut – memandangi para pelayat dan membaca satu per satu karangan bunga yang besar-besar. Bukankah kematian tidak hanya menyisakan luka? Bukankah kematian tidak hanya tentang yang pergi dan hilang. Ia adalah tentang kenangan-kenangan yang menjebak pada duka – rindu-rindu yang tak kunjung bertemu. *** Pagi-pagi sekali Ibu menelepon – mengabarkan kabar duka tentang teman seprofesinya yang berpulang. “Kamu sudah tahu Nduk kalau Bu Irine meninggal?” “Sudah Bu, Aku baca di salah satu status facebook teman Ibu,” Hari itu – rasanya aku tidak percaya tentang kabar berpulangnya salah satu teman seprofesi ibu sekaligus guruku ketika SMP. Ra...