Pertanyaan tentang Menikah
“Kalau panjenengan mau menikah
kapan? Masih lama atau sebentar lagi?”
“Sinten?” gagapku bertanya.
“Nggih panjenengan,”
“Oh, masih lama, hehehe,” jawabku
sambil tertawa. Meski kedengaran berbeda. Tidak loss, tidak jujur, dan seperti
dipaksakan.
***
Sejujurnya, saya selalu merasa
geli ketika ditanyai perihal menikah. Rasa-rasanya saya belum cocok mendapatkan
pertanyaan seperti itu. Rasa-rasanya saya belum pantas. Meskipun, secara usia,
saya sudah legal untuk melangsungkan pernikahan. Teman-teman seusia saya,
bahkan yang lebih muda saja sudah mendului menikah. Beberapa yang lain sudah
punya momongan. Sayangnya, buat saya pernikahan itu perjalanan yang panjang.
Bagi saya, menikah adalah sebuah keputusan terbesar untuk menjadi dewasa. Kalau
tak salah ingat, dosen saya yang pernah bilang bahwa menikah adalah perkara
menjadi dewasa. Orang-orang yang memutuskan menikah adalah mereka yang (berani) memutus
masa “kanak-kanaknya”, memasuki satu fase yang dewasa, mendewasakan,
menyenangkan, sekaligus mengerikan di sisi yang lain. Yang direstui Tuhan untuk
bisa menikah lebih muda mungkin telah memahami bagaimana bersikap dewasa di
hadapan orang lain. Dan buat saya, secara personal, tanpa melibatkan individu
dan kolektif mana pun, meyakini bahwa saya belum cukup dewasa menghadapi
gagasan-gagasan orang lain.
Bagi saya, relasi pernikahan
adalah perkara negosiasi, kompromi, dan diskusi. Kesepakatan-kesepakatan yang
muncul tidak terjadi secara sepihak maupun diputuskan secara otoritarian.
Sayangnya, banyak relasi pernikahan yang mewujud menjadi dominasi pihak
laki-laki atau perempuan maupun sebaliknya, kepatuhan hakiki dari salah satu
pihak. Jika hal ini terjadi, tentu pernikahan adalah kerangkeng, pasung,
sekaligus penjara baru bagi yang menjalankannya.
Menurut saya, kita tetap harus memiliki
diri kita masing-masing. Setelah menikah, meski kita telah menjadi bagian dari
hidup orang lain dan begitupun sebaliknya, seharusnya tidak ada klaim
kepemilikan dari salah satu pihak seolah-olah kita adalah barang yang bisa
dipergunakan. Juga, tak ada klaim saling memiliki sehingga hasrat menjajah
muncul sewaktu-waktu. Pada dasarnya, bagi saya, pernikahan tidak pernah
menunjukkan milik siapa kita dan siapa milik kita. Sebab, sungguh, kita tak
pernah benar-benar memiliki sesuatu dan tak pernah menjadi milik siapapun kecuali Tuhan. Begitu pula pasangan masing-masing. Kita
tak pernah memilikinya. Tak pernah benar-benar memiliki sampai memiliki hak
untuk mengatur-atur, berbuat semena-mena, tanpa memanusiakan pasangan sendiri.
Menikah juga perkara menjadi manusia. Karena memanusiakan pasangan sendiri adalah
ujian terberat dibandingkan memanusiakan tetangga-tetangga, rekan-rekan kerja,
maupun sederet pengemis yang meminta uang di jalan. Yang perlu diingat adalah
bagaimana kita mengikat janji dan berkomitmen. Pernikahan tetap mewujud menjadi
suatu hal yang sakral tetapi sebisa mungkin menjauhkan diri dari pengistilahan saling
memiliki sehingga saling menyakiti menjadi suatu hal yang lazim – atau
dilazimkan atas dasar kepemilikan. Bagaimana pun, kita tetap individu yang
berdiri sendiri. Memiliki kesadaran kita masing-masing. Berhak atas gagasan
yang kita punyai. Dan juga, bebas untuk berpikir.
Bagi saya, pernikahan bukan
perkara mudah. Bukan hanya persoalan jodoh yang belum datang. Lebih dari itu,
menuntaskan urusan pribadi bukan sesuatu yang mudah. Hal ini berbeda dengan
“ingin bersenang-senang dulu sebelum menikah,”. Seolah-olah menikah bukan
sesuatu yang menyenangkan dan terlampau mengerikan sehingga tak terbayang dalam
pikiran. Seolah-olah menikah adalah bentuk kesusahan. Pernyataan seperti ini
juga cenderung egois. Karena yang kita tahu hanya bagaimana membuat diri kita
senang. Padahal, di lain pihak, ada bagian dari diri kita yang menjadi porsi
bagi orang lain. Jadi, ketika ditanya mengapa tak kunjung menikah, saya tak
akan menjawab ingin bersenang-senang dulu. Tetapi saya ingin menyelesaikan
semua perkara individu yang sepertinya tak akan bisa selesai jika dijeda oleh
pernikahan. Saya ingin menuntaskan semua masalah pribadi saya. Semua perkara
dalam pikiran yang tak terkendali.
Suatu saat, jika semua telah
selesai, saya akan mencoba mencari perkara yang lain, membikin masalah baru,
tentu bersama orang yang tepat. Sampai mati.
Bingung punya modal kecil tapi mau bermian sesuka hati ?
ReplyDeleteSekarang tidak perlu repot..dengan Depositkan PULSA..Boskuu bisa bermian sepuasnya!
S1288 Poker Website Games Dewa Poker Online, Domino, Bandar Ceme, Capsa, Casino War,
Samgong, QQ, BlackJack 21 Live Texas Holdem, Omaha, Super10, S128,
Ceme Keliling Dengan Uang Asli Indonesia.
Bergabung sekarang dengan s1288poker !! Taruhan bandar online TERPECAYA dan AMAN !!
Penasaran klik link ini sekarang juga!! daftar free >> https://s1288poker.website
dapatkan dan menangkan begitu banyak juga PROMO & BONUS TAHUN 2020
MENANG BERAPAPUN...PASTI KAMI BAYAR !!!
Berbagai macam permainan s1288poker tawarkan :
PROMO DEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN LOCKDOWN CORONA
POKER ONLINE
SBOBET
SABUNG AYAM
SLOT PULSA
LIVE CASINO
TOGEL
Jadilah jutawan bersama s1288poker sekarang juga ^^
info lebih lanjut CS 24jam siap melayani Anda!
LIVECHAT : CS1288POKER
WA : 081910053031
SEHAT SELALU UNTUK KITA SEMUA ...ALWAYS THANKFULL AND GRATEFULL ^^