[Review Musik] Keasingan yang Menawan


And they ask how I can love you, when all they see is this

But I see the things that you can’t contain and what it does to you


Cuplikan di atas adalah potongan dari lirik lagu “Let Go” yang dipopulerkan oleh RAC dan Kele serta MNDR. Lagu tersebut adalah salah satu kompilasi lagu di album RAC, yaitu Strangers yang rilis 2014 lalu. Lagu ini sukses membuat saya jatuh cinta dengan permainan bass yang begitu syahdu dan paling kentara terdengar di antara paduan suara musik yang lain. Selain karena liriknya yang juga begitu memukau, video klip lagu ini juga sukses membuat saya menganga.

Kiranya, tulisan ini akan menjadi sebait “puisi cinta” yang misterius jika saya tidak memperkenalkan siapa itu RAC. Saya pribadi tidak terlalu yakin jika sudah banyak orang yang mengetahui musisi yang mengusung teknik elektronik itu. Apalagi di Indonesia sendiri, jenis musik yang dibawa oleh RAC masih jarang diminati. Sebab itu, tulisan ini hanya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru jika saya hanya berangkat dari lirik lagu “Let Go” tanpa menyapa terlebih dahulu.

Ini Anjos. Ganteng, yah? :3

RAC sendiri adalah singkatan dari Remix Artist Colletctive. RAC bukanlah sebuah band – apalagi boyband. RAC hanya digawangi oleh seorang pria yang sangat menawan, Andre Allen Anjos. RAC dimulai oleh Anjos sebagai salah satu dari sekian “musisi remix”[1] yang menciptakan ulang interpretatif rock, electronica, dan remix musik dansa untuk berbagai seniman musik. Visi RAC adalah untuk mempertahankan gaya remixing yang menyimpang dari "klub campuran" pola dasar, menciptakan inkarnasi baru lagu yang berasal dari struktur aslinya, namun memperluas genre dan aransemen musik. Campuran RAC awal biasanya menampilkan perpaduan unik dari hip-hop dan sampel drum mesin antik, synthesizer analog, kait melodi[2], dan instrumentasi asli yang dilakukan oleh seniman remix sendiri.

Tidak seperti kebanyakan remix elektronik, teknis dan tepat, campuran RAC mewujudkan estetika yang unik berbasis emosi dan nuansa. RAC sendiri mengusung genre indie rock, synthpop, electronica dan indietronica. Saat ini, RAC telah berkembang menjadi produksi musik asli, terus berkolaborasi dengan seniman di beberapa genre. Debut albumnya yang saat ini tengah beredar di masyarakat (dan saat ini menjadi makanan sehari-hari saya), Strangers telah mendapatkan respons yang cukup baik. Pada album itu sendiri, RAC berkolaborasi dengan berbagai seniman musik lain, di antarnaya adalah Tegan & Sara, Alex Ebert (from Edward Sharpe), Kele, MNDR, Penguin Prison, Tokyo Police Club, Body Language, Pink Feathers, Karl Kling, St. Lucia, Peter Morén (from Peter Bjorn & John), Speak, YACHT, Katie Herzig, dan Matthew Koma.

Saya tidak akan membahas secara mendalam mengenai RAC. Sebab, saya pribadi baru mengenal RAC tiga hari yang lalu dan langsung jatuh cinta dengan album Strangers yang rilis awal April dan Maret (Album Strangers terbagi menjadi dua, yaitu Strangers 1 dan Strangers 2) lalu. Pada tulisan kali ini, saya hanya akan membahas mengenai album Strangers yang sudah tuntas saya perdengarkan malam kemarin.[3] Berikut akan saya perkenalkan lagu-lagu yang terdapat dalam album Strangers, baik Part 1 maupun Part 2.




Strangers Part 1. (Released March 3, 2014 on Interscope/Cherrytree Records)
1. Let Go                         by RAC Feat Kele & MNDR
2. Ello Ello                       by RAC Feat Body Language
3. Hollywood                   by RAC Feat Penguin Prison
4. Cells                             by RAC
5. Hard To Hold             by RAC Feat Tegan and Sara
6. Tourist                         by RAC Feat Tokyo Police Club
7. Tear You Down         by RAC Feat Alex Ebert


Strangers Part 2. (Releases April 1, 2014 on Interscope/Cherrytree Records)
1. Sixteen                        by RAC
2. Seventeen                   by RAC Feat Pink Feathers
3. Repeating Motion      by RAC Feat Karl Kling
4.      All I Got                     by RAC Feat Peter MorĂ©n
5.      I Should've Guessed  by RAC Feat Speak
6.      Ready For It              by RAC Feat St. Lucia
7.      405                              by RAC Feat YACHT
8.      We Belong                  by RAC Feat Katie Herzig
9.      Cheap Sunglasses      by RAC Feat Matthew Koma

Lagu pertama yang saya dengarkan adalah We Belong yang berkolaborasi dengan Katie Herzig. Saya mendapatkan lagu ini dari kumpulan lagu indie yang diunggah oleh “alexmusic” di Youtube. Mendengarkan lagu We Belong, membuat suasana sekaligus nuansa hati dan jiwa saya melompat-lompat. Terkadang saya merasa berada di sebuah lautan lepas, terkadang di keramaian (dengan iringan keyboard), tapi pada akhir lagu – suasananya berubah total. Saya seperti di ajak ke sebuah istana yang penuh dengan kastil dengan putri-putri “palsu”. Agaknya, penggambaran ini terlalu berlebihan. Namun, coba dengarkanlah lagunya, suara biolanya begitu menghanyutkan dan membawa suasana berbeda dengan paduan remix. Tentunya lagu ini jadi terdengar unik. Sebab, saya merasa bahwa lagu ini awalnya adalah lagu klasik (dengan permainan piano yang perlahan dengan gesekan biola yang harmonis) dipadu dengan suara-suara berdentum serta remix musik yang  menurut saya pribadi – sangat mengasyikkan.

Berlanjut dari mendengarkan lagu “We Belong” saya tertarik untuk mencari lagu lainnya. Saat itu, saya belum tahu jika RAC adalah solois remix (Anjos). Setelah mencarinya di youtube, saya baru tahu bahwa RAC itu solois dan hampir kesemua lagunya berkolaborasi dengan musisi lain (bisa dilihat dari list daftar lagu yang dibesut oleh RAC. Hanya Cells dan Sixteen saya yang dimainkan oleh RAC seorang – tanpa kolaborasi). Lagu kedua yang saya dapatkan adalah Let Go. Lagu ini – yang sekaligus menjadi pengantar dari tulisan saya – adalah lagu paling favorit (semua sebetulnya favorit). Suara bass yang dimainkan oleh Anjoslah yang membuat saya sangat menyukai musik ini. Dapat dikatakan, saya memang bukan pengamat musik – dan tidak dapat mengenali suara musik dalam suatu perpaduan pada sebuah lagu. Tapi untuk kali ini – berkat Anjos yang begitu piawai memainkan suara bass – saya dapat mengenali suara bass yang saya anggap jadi poin utama dari lagu ini. Sebetulnya, permainan bass Anjos dapat dikatakan sederhana karena ritme nadanya hanya diulang-ulang. Tetapi, menurut saya pribadi, disitulah letak menariknya.

Selain “We Belong” dan “Let Go”, tentunya saya tidak akan pernah melupakan “Cheap Sunglassess” – untuk lagu yang satu ini – saya ingin mengatakan bahwa lagu ini lagu paling ceria di antara yang lain. Lagu yang digubah bersama Matthew Koma ini begitu asyik. Saya suka dengan permainan keyboardnya dan juga permainan petikan gitar di dalam lagu tersebut. Juga – permainan bass Anjos yang selalu menawan. Menurut saya perpaduannya sangat pas dan harmonis. Tidak lupa juga – suara vokalis dari Matthew Koma yang unik.[4]

Awalnya, ketiga lagu itulah yang menjadi playlist teratas. Namun, setelah mendengarkan “Ready For It”, -- sepertinya saya harus mendengarkan kesemua album. Sebab, lagu Ready For it yang sebetulnya tidak sengaja terputar itu membuat saya ingin mendengarkan lagu-lagu yang lain. Yang paling saya suka dari “Ready For It” sendiri adalah ketika masuk ke dalam masuk reff. Lagu ini dinyanyikan oleh St. Lucia. Saya suka ketika ada suara seorang lelaki yang seolah menjadi partner lain suara penyanyi utama (yang seorang perempuan).

Saya tidak dapat menjelaskan satu persatu keenambelas lagu yang terdapat dalam album Strangers. Kalian harus mendengarkan sendiri bagaimana sebuah musik yang unik membawa kalian pada sebuah genre musik baru. Musik yang sebetulnya sederhana – dengan lirik-lirik yang tidak membingunkan. Persis seperti tema yang diusung oleh RAC, strangers. Bagi saya pribadi, album ini tidak hanya tentang orang asing seperti Anjos yang masuk ke dalam hidup saya – menawarkan genre musik baru. Namun juga keterasingan musik-musik yang belum pernah saya dengarkan sebelumnya. Yang jelas – sekalipun kesemua hal ini adalah suatu keterasingan yang ditawarkan oleh orang asing macam Anjos – lagu ini sukses menawan saya dan menawan pemutar musik di laptop untuk terus menyetel lagu-lagu dalam album Strangers.





Note:
Saya tidak promosi. Saya hanya ingin bercerita tentang temuan baru saya mengenai musik. Musik baru – musik dengan genre asing – yang sukses menawan saya. Semoga saya tidak lupa dengan hakikat dunia. Lain kali saya akan membahas RAC lagi -- setelah mengetahui betul apa itu RAC. Sebab, saya membaca dari beberapa situs yang mengatakan bahwa RAC awalnya bukan solo alias Anjos seorang saja. Untuk kali ini, biarlan saya sebatas memperkenalkan kompilasi lagu dalam album Strangers.





[1] Sebelumnya, saya juga ingin memperkenal diri saya terlebih dahulu. Saya hanyalah penikmat musik yang sebetulnya tidak tahu apa itu musik. Saya hanya pendengar yang ingin berbahagia ketika mendengarkan musik tanpa harus terikat dengan genre dan ideologi genre. Ketika saya menyebutkan Anjos sebagai musisi remix, sebetulnya saya tidak tahu penyebutan apa yang pas untuk seniman musik seperti Anjos yang memadukan berbagai macam musik dan mengaransemennya sebagai melodi yang utuh dan memiliki satu kesatuan yang harmonis. Untuk itu, bagi yang mengetahui apa sebetulnya permainan musik yang digagas oleh Anjos, anda dapat mengirimkannya via surel ke lamiaputri06d@gmail.com. Mungkin kita dapat membahas soal musik dari berbagai sudut pandang – tentunya jangan terlalu berharap mendapatkan pembahasan yang menarik dari saya yang seorang papa ini.
[2] Saya hanya menerjemahkan dari versi bahasa inggrisnya yaitu melodic hooks. Namun, saya tidak memahami betul bagaimana itu melodic hooks. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia – artinya adalah kait melodi.
[3] Selesai mendapatkan semua lagu dalam Album Strangers, baik Strangers 1 maupun Strangers 2, saya langsung mendengarkan semuanya secara tuntas. Sebagai catatan, ini kali pertama saya menyelesaikan mendengarkan semua lagu dalam satu album. Biasanya saya membutuhkan berhari-hari karena (biasanya) saya terlanjur jatuh cinta mendengar salah satu lag – dan memutuskan mendengarkan lagu tersebut sampai bosan – baru kemudian memulai mendengarkan lagu yang lain. Tapi kali ini, dalam satu malam, saya langsung menghabisi RAC. Mungkin karena jenis musik yang ditawarkan berbeda – dan mungkin karena ini lagu remix yang super unik – saya tidak lantas hanya jatuh cinta dengan satu dua lagu namun kesemua lagu dan memperdengarkannya berulang-ulang – tanpa bosan!
[4] Saya tidak dapat menjelaskan bagaimana warna suara dari Vokalis Matthew Koma. Yang jelas – kalian harus mendengarkan sendiri.



sumber foto:

http://cdn3.urbanmusichq.co/wp-content/uploads/2014/03/RAC-Strangers-Pt.-I-Album-01.jpg
http://www.nowplaying-mag.com/wp-content/uploads/2014/05/RAC-Photo-Credit-Nick-Walker-5.png

Comments

Popular posts from this blog

[Teori Komunikasi] Teori dalam Tradisi Sibernetika

Berkunjung ke Rumah Teman

Kelebihan dan Kekurangan Model-Model (Mekanisme) yang Menghubungkan Opini Publik dengan Pembuatan Kebijakan