Kampung Badran, Progresif dalam Membentuk Kampung Ramah Anak

Demi mewujudkan Kota Layak Anak (KLA), Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana membentuk Kampung Ramah Anak (KRA) sejak tahun 2011. Untuk merealisasikannya, Pemkot Yogyakarta menjadikan Kampung Badran sebagai percontohan. “KRA pertama direalisasikan di RW 11 pada tahun 2012,” jelas Joko Sularno saat ditemui di Kampung Badran pada (07/04).

Selama tiga tahun terakhir, pertambahan KRA di Kampung Badran cukup progresif. Menurut Joko, saat ini terdapat 6 dari 13 RW di  Kampung Badran telah menjadi KRA. Jumlah tersebut, jelasnya, cukup banyak dibandingkan kelurahan lain. Beberapa RW yang telah menjadi KRA antara lain RW 3, 5, 9, 10, 11, dan  12 yang akan direalisasikan tahun ini. Walaupun begitu, program-program KRA setiap RW berbeda-beda. Hal tersebut dituturkan oleh Sabar Budi, Ketua RW 10, “Setiap RW membentuk programnya sendiri. Jadi, kegiatan KRA tiap RW juga berbeda-beda,” jelasnya.  


Kegiatan KRA di RW 10 sendiri, jelas Sabar, beraneka ragam dan sangat banyak. Namun, kegiatan KRA di RW tersebut lebih ditekankan pada kursus-kursus untuk anak-anak. Beberapa kursus tersebut di antaranya kursus membatik, fotografi, dan sebagainya. Haryono, Bendahara KRA setempat menjelaskan bahwa adanya tujuan kegiatan tersebut untuk mengedukasi anak-anak. “Untuk melancarkan kegiatan tersebut, RW setempat mengundang pengajar profesional,” jelas Haryono.
Berbeda dengan RW 11 yang memberikan berbagai macam kegiatan edukasi dengan kursus. KRA wilayah RW 9 memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berwisata ke luar kota. Walaupun kegiatannya berbeda, tujuan dari KRA tetaplah memberikan perlindungan dan hak-hak anak. “Setiap kegiatan KRA tetap disesuaikan dengan hak-hak anak,” ujar Joko, pria yang bertugas sebagai Gugus Tugas RW 11 Kelurahan Bumijo, Kampung Brajan.
Sebagai salah satu tugas profesional untuk ujian tengah semester mata kuliah jurnalisme media cetak.

Comments

Popular posts from this blog

[Teori Komunikasi] Teori dalam Tradisi Sibernetika

Berkunjung ke Rumah Teman

Kelebihan dan Kekurangan Model-Model (Mekanisme) yang Menghubungkan Opini Publik dengan Pembuatan Kebijakan