Ngeri
via https://i.ytimg.com |
Ngeri. Sungguh, aku pikir kamu adalah orang baik. Tetapi bicaramu
sangat kasar. Kamu berbicara seenaknya tanpa memikirkan perasaan orang. Kamu
selalu mengajak bersilat lidah. Dan yang paling aku sesalkan dari keberadaanmu
di bumi ini adalah; kamu suka sekali menuduh orang lain tanpa verifikasi.
Mengerikan. Aku tidak menyangka
kalau mulutmu tidak lebih dari tong sampah. Kamu bersumpah serapah tanpa
kendali. Lebih ngerinya lagi, sumpah serapahmu itu omong kosong. Kamu hanya
berasumsi. Berdialetikka dengan prasangka dan merasa bahwa konklusi dari perdebatan
itu adalah kebenaran atas dirimu.
Lucu sekali. Logika yang melucu.
Sekaligus ngeri. Kamu ngeri. Karena kamu merasa benar. Hanya
sebatas merasa benar. Tiba-tiba aku merasa bersyukur atas kejadi dua minggu
lebih empat hari yang lalu. Aku tahu kamu bukan orang baik. Mulutmu – tak ubahnya
kebusukan. Aku sedih melihatnya. Kamu berdandan rapi dan menyikat gigi. Tetapi
mulutmu – tetap penuh kebusukan.
Kengerian ini untukmu, orang yang
berkelahi di jalan umum hanya karena persoalan sepele. Kengerian ini untukmu,
orang yang membenci temannya sendiri hanya karena merasa disaingi secara
ekonomi. Kengerian ini untukmu, orang yang menuduh sembarangan tanpa
verifikasi. Sungguh, kamu orang yang mengerikan. Ngeri.
Comments
Post a Comment