Teori Komunikasi dalam Tradisi Sosiokultural
1.
Communicator (Komunikator)
-
Symbolic
Interaction and Self as Social Object (Interaksi Simbol dan
Diri dalam Objek Sosial)
Interaksi simbolik (symbolic interaction) adalah cara
berpikir mengenai pikiran, diri sendiri, dan sosial yang berkontribusi besar
dalam tradisi sosiokultural. Orang-orang berinteraksi dengan orang lain pada
waktu tertentu dan membagi makna untuk tindakan tertentu yang dapat dilakukan.
Interaksi itu dilakukan untuk memahami situasi pada saat tertentu. Sosial itu
sendiri muncul dari kesinambungan percapakan antar indvidu.
Kata kunci : interaction,
symbolic, mind, self, meanings, and actions
-
The
Presentational Self (Presentasi Diri)
Setiap situasi dipandang sebagai tingkatan dan orang-orang
memikirkan bagaimana untuk menghadapi satu tingkatan dengan tingkatan yang
lain. Tindakan digunakan untuk menampilkan kesan kepada orang lain ketika
berinteraksi. Ketika seseorang berada pada situasi tertentu, ia akan
mempresentasikan atau menampilkan tindakan dalam memposisikan diri,
mempertimbangkan perkataan, dan mengatur tindakan.
Kata kunci : interaction,
situation, presentation, dan self
-
The
Communication Theory of Identify (Teori Komunitasi tentang Identitas)
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang menunjukkan identitas
personal. Seseorang menggambarkan dirinya sebagai orang/manusia. Teori ini
fokus pada seorang komunikator yang selalu berusha menunjukkan aspek identitas
personalnya ke dalam tingkatan-tingkatan dan identitas luar dalam ukuran budaya
yang luas.
Setiap orang memiliki cara yang bervariasi dalam membangun
citra atau image dalam dirinya sendiri.
Terdapat empat dimensi dalam teori komunikasi tentang identitas,
yaitu:
a.
Feeling
(the affective)
b.
Thoughts
(the cognitive dimesions)
c.
Actions
(the behavioral dimensions)
d. A sense of relationship to the
transcendent (the spiritual)
Kata kunci : identify,
identity, personal, dan culture,
-
Identify
Negotiation Theory (Teori Negosiasi Identitas)
Menyangkut peran budaya dalam interakasi dan psikologi
seseorang, ia pasti akan berusaha menegosiasikan identitasnya dalam
berinteraksi dengan orang lain. Setiap identitas selalu berusaha memunculkan
‘makna’ dirinya dalam interaksi sosial. Ting Toomey mendefinisikan identitas/refleksi
diri, tercipta melalui negosiasi di mana kita menegaskan identifikasi diri.
Terdapat empat hal dalam teori negosiasi identitas
a. Identitas
Personal
b. Identitas
Sosial
c. Identitas
Budaya (Kultural)
d. Identitas
Etnik
Melihat
keempat aspek tersebut, kultural dan etnik merupakan aspek yang
melatarbelakangi adanya negosiasi identitas dalam hal in ikita memfokuskan
keahlian bernegosiasi identitas melalui observasi, pendengaran, empati,
nonverbal, kesopanan, dan kolaborasi.
Kata kunci : interaction,
society, personal, self, negotiation, identity, dan cultural.
2.
Message (Pesan)
-
Speech
Art Theory
Teori ini membantu kita dalam memahami bagaimana orang-orang
menyempurnakan ucapan atau perkataan mereka dalam mendeskripsikan sesuatu.
Dalam menyempurnakan ucapan, kita dapat memahami tiga tahap, yaitu:
1. Seseorang
memproduksi konsep wacana. Hal ini disebut dengan ucapan atau ungkapan.
Ucapan/ungkapan merupakan lafar sederhana suatu kata dalam kalimat.
2. Seseorang
menegaskan sesuatu mengenai kata dan menampilkannya dengan proposional. Dengan
kata lain, kita mengatakan sesuatu yang kita percaya akan terjadi dan kita
mencoba untuk membuat orang lain juga ikut percaya.
3. Ketiga,
dan yang paling terpenting. dari perspetik speech-art, kita memenuhi sebuah
intensi. Akhirnya, terdapat sesuatu yang memang sengaja didesain untuk
memberikan efek terhadap perilaku seseorang.
Kata Kunci : words, meanging, sentences, art, discourse,
dan speech
-
Language
and Gender (Bahasa dan Gender)
Gender memberikan implikasi bagi kebahasan dalam pemilihan
penyebutan. Hal tersebut terdapat dalam cara bahasa menjadi pesan yang secara
tegas memperlakukan perempuan dan laki-laki secara berbeda. Walaupun kategori
dari laki-laki dan perempuan memiliki kontruksi linguistik yang luas. Dengan
kata lain, kita menjadi bahasa untuk meliha dua jenis kelamin. Keudian kita
melakukan banyak hal dalam bahasa untuk semakin melihat makna dari dua
perbedaan gender tersebut.
Kata kunci: gender, sex, language, words, dan sentence
-
Feminim
Style
Teori ini berupaya untuk memberikan pemahaman mengenai
aspek-aspek gender dalam bahasa. Fokus dari teori ini adalah bahwa feminisme
menjelaskan mengenai keahlian domestik – khususnya keahlian perempaun. Dari sini,
kita tidak hanya melihat keahlian perempuan dari segi domestik atau tradisional
saja (seperti menjahit, memasak, berkebun, dan mencuci) tetapi juga mengaji
emosional dan rasa empati seorang perempuan. Tidak hanya itu teori ini juga
menjelaskan bahwa perempuan tidak hanya ‘terjebak’ dalam sisi domestik saja.
Kata kunci : woman,
gender, sex, dan feminism
3. Conversation (Percakapan)
-
Symbolic
Interaction
Teori ini memfokuskan mengenai cara bagaimana orang-orang
membentuk makna dan strukrur dalam lingkungan sosial melalui percakapan. Dalam
percakapan terdapat premis-premis umum yang mendasari teori ini
·
Seseorang membuat suatu kesimpulan
berdasarkan pemahaman subjektif yang dialaminya
·
Lingkungan sosial terdiri dari proses
interaksi daripada strukturnya
·
Orang-orang memahami pengalaman mereka
melalui makna yang ditemukan dari simbol-simbol yang terdapat dalam ruang
lingkup sosial.
·
Dunia ini menciptakan objek sosial yang
kemudian memiliki nama yang menjelaskan makna.
·
Pemikiran seseorang didasarkan pada
interpretasi yang memiliki keterhubungan dengan objek dan tindakan pada suatu
situasi.
·
Obek-objek tersebut merupakan objek yang
signifikan
Kata kunci : structure, society, conversation, meaning,
dan symbols
-
Conversation
and Analysis
Teori ini menjelaskan bahwa percakapan merupakan suatu
tindakan atau aktivitas yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang
dimaksud merupakan interpretasi dari analisis-analisis percakapan yang ada.
Conversational
Maxims : teori ini merupakan satu set asumsi umum mengenai semua percakapan
yang diciptakan agar menciptakan percakapan yang koheren.
Sequencing Approach
: berbagai macam teori rangkaian telah diusulkan untuk menjelaskan bagaimana
proses dalam menciptakan percakapan yang koheren.
The Rational
Approach : teori menjelaskan bahwa percakapan yang telah disusun secara
koheren dan sistemik merupakan tindakan praktis untuk mencapai suatu tujuan.
Conversational
Argument : teori ini mengungkapkan bahwa argumen merupakan bagian dari
percakapan.
Kata kunci : action,
achievement, goal, conversation, dan analysis
-
Face
Negotiation Theory
Teori ini memberikan suatu basis untuk memprediksi
bagaimana orang-orang akan menyempurnakan suatu permukaan kerja dalam budaya
atau kultur yang berbeda-beda. Permukaan atau wajah merepresentasikan suatu
citra diri yang dilihat oang lain. Citra diri yang dimilik iseseorang dapat
berupa perasaan respek, penghargaan, status, koneksi, kesetiaan dan nilai-nilai
yang setara dengannya. Dengan kata lain, wajah atau permukaan memberikan suatu
citra atau identitas yang diberikan seseorang dalam satu situasi untuk dipahami
orang lain.
Kata kunci : predicting,
accomplish, facework, cultural, identity, dan negotiation
4.
Relationship (Hubungan)
-
Identify
Management Theory
Teori ini menunjukkan bagaimana identitas didirikan,
dipertahankan, dan berubah melalui suatu hubungan. Teori ini didesain untuk
menjelaskan kompetensi komunikasi dalam interkultural.
Kata kunci : identity,
cultural, dan management.
-
Relational
Dialectics Theory
Teori ini menjelaskan kesinambungan mengenai ‘hubungan’
dan ‘dialog’. Suatu hubungan tercipta karena adanya dialog-dialog di dalamnya. Dialog
muncul bersamaan dengan percakpan. Terdapat dua dialog yaitu:
a. Dialogue is Aesthetic
: dialog ini memfokuskan dirinya pada keseimbangan dalam merasakan, koherensi,
pembentukan, dan keseluruhan.
b. Dialogue discourse
: dialog tercipta dan disusun di dalam komunikasi.
Kata kunci : relation, dialogue, dialectics, dan
conversation
-
Communication
Privacy Management
Teori mengjelaskan mengenai keterbukaan dan privasi yang
dimiliki oleh seseorang. Kedua hal tersebut memiliki keterkaitan dengan
hubungan publik dan privat.
Kata Kunci : public, private, opennes, dan management
5.
Grup (Kelompok)
-
Structuration
Theory
Teori ini menjelaskan bahwa segala tindakan manusia
merupakan proses produksi dan reproduksi dari berbagai sosial sistem melalui
praktik-praktik yang ada. Dengan kata lain, ketika kita berkomunikasi dengan
orang lain, kita menciptakan struktur, peraturan, dan norma yang disusun oleh
instiusi sosial dan budaya yang besar yang kemudian diberikan kepada invididu
dalam mengatur suatu hubungan.
Struturasi mengandung tiga dimensi utama, yaitu: interpretasi
atau pemahaman, pemahaman moral, dan pemahaman kekuatan.
Kata kunci: action,
producing, reproducing, social system, dan structure.
-
Functional
Theory
Komunikasi memandang proses sebagai instrumen. Di mana
suatu kelompok membuat kesimpulan, penekanan koneksi antara kualitas komunikasi
dengan kualitas output dari suatu grup. Dalam hal ini komunikasi berfungsi
sebagai tempat penyebaran informasi, dan cara suatu kelompok mengeksplorasi dan
mengidentifikasi kesalahan dalam berpikir. Selain itu fungsi lain adalah alat
untuk persuasi (membujuk).
Kata kuncing: process,
instrumen, grup, function, infromation, dan persuasif.
-
Groupthink
Theory
Teori ini membantu kita melihat bahwa pemeriksaan yang
detail dari efektivitas pembuatan kesimpulan dalam grup memenuhi cara berpikir.
Dalam hal ini cara berpikir yang dimaksud haruslah kohesif.
Kata kunci: examination,
effectiveness, dan cohesiveness
6.
The Organizational (Organisasi)
-
Structuration
Theory
Suatu proses yang dibuat dengan sengaja dan menciptakan
norma, peraturan, peran dan sosial struktur lain yang memberikan pengaruh terhadap
tindakan lain yang akan dilakukan.
Kata kunci :
uintended, norm, rules, roles, affect, dan structure
-
Organizational
Theory
Teori mengenai budaya organisasi menekankan cara
bagaimana orang-orang mengkontruksi suatu realitas organisasi.
Kata kunci : organization,construct,
dan reality
7.
The
Media (Media)
-
Medium
Theory
Struktural dari berbagai media, bagian-bagian dari konten
media diasumsikan memberikan pengaruh bagaimana cara kita berpikir tentang apa
ayng terjadi.
a.
Agenda
Setting and Framing
Konsep teori ini
menjelaskan bagaimana media mengagendakan dan membingkai opini masyarakat
sesuai konten media yang ada.
Agenda Setting
media diklaim dapat
mempengaruhi bagaimana cara masyarakat berikir tentang berita. Dengan kata
lain, media mendirikan suatu gambaran dalam pemikiran publik
Media Framing
Framing atau
pembingkaian adalah proses meletakkan cerita berita bersama-sama, termasuk cara
bagaimana kisah tersebut terorganisasi dan terstruktur.
-
Social
Actions and Media Studies
Para akademisi percaya bahwa audiens tidak dapat
didikatakterisasikan sebuah bentuk massa. Audiens lebih digambarkan kepada
berbagai macam komunitas yang berbeda-beda dan memiliki nilai, pemikiran, dan
ketertarikannya sendiri. Konten media diinterpretasikan dengan komunitas tang
ada. Media dan dengan segala pembentukan isinya dibuat selaras dengan komunitas
sosial yang ada di sana.
8. Social
and Culture
-
Etnography
of Communication
Komunikasi etnografi
adalah aplikasi sederhana dari metode etnografi untuk memahami komunikasi dalam
pola grup. Etnografi komunikasi memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pembentukan
komunikasi digunakan oleh kelompok
2. Makna
dan pemahaman prakits komunikasi dimiliki oleh kelompok
3. Kapan
dan di mana anggota kelompok menggunakan latihan
4. Bagaimana
pelatihan komunikasi membentukan pemahaman komunikasi
5. Bermacam-macam
kode digunakan oleh kelompok
-
Performance
of Etnography
Performa etnografi
Apa yang dilakukan masyarakat dalam suatu
komunitas budaya dipandang tidak seperti drama sosial yang anggota kelompoknya
menjalankan hubungan dan ide-idenya. Drama tersebut adalah liminal, yang
berarti bahwa mereka membuat transisi dari satu perbuatan pada perbuatan yang
lainnya atau lebih luas pada satu hal dengan hal lainnya. Sebuah limin seperti
sebuah ambang pintu di antara dua tempat. Pejalanan acara adalah contoh yang
baik, seperti halnya menggambarkan pergeakan dari satu panggung ke panggung
lain.
Performa budaya tidak saja manipulasi dari
tubuh itu sendiri, tetapi manipulasi dari berbagai media pengindenderaan.
Bagaimana seseorang anggota budaya mengunakan mata, telinga, hidung, lidah, dan
sentuhan untuk membuat dan mencerminkan makna dari budaya. Tidak semua anggota
dari budaya ini akan melakukan perbuatan dan drama sosial ini. Anggota tertentu
mungkin memimpin dan yang lainnya mungkin memilih berpartisipasi. Performa
budaya memperlihatkan cara bagaimana para pelaku menunjukkannya kepada
orang-orang atau komunitas budayanya sendiri. Melihat bagaimana pelaku performa
menjalankannya dengan pelanggaran, krisis, tindakan penyesuaian kembali, dan
reintegrasi, maka budaya dibentuk dan dipelajari. Dengan demikian performa
budaya merupakan wadah bagi anggota komunitas budaya tertentu untuk bagimana
membentuk dan mempelajari budaya.
Performa
etnografi merupakan hal yang penting karena memperluas area lebih dari patokan
tradisional pada bahasa dan teks supaya mencakup perwujudan kegiatan (embodied practice). Dwight Conquergood
bersikap lebih kritis terhadap perkembangan performa etnografi komunikasi.
Performa etnografi bergerak dari teks ke perbuatan, dan mengajukan beberapa
pertanyaan menarik
Referensi
:
Littlejohn,
Stephen W. & Karen A. Foss. 2010. Theories
of Human Communication Tenth Edition. Waveland: Long Grove.
Comments
Post a Comment